Muhasabah | Janganlah Malu Mengakui Kesalahan Jika Memang Salah

October 15, 2024
MUHASABAH
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya ntuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."
(Q.S. A-Hasyr: 18)

Ayat pada muqoddimah
merupakan isyarat untuk melakukan muhasabah setelah amal berlalu. Karena itu Umar bin Khathab Ra berkata, yang artinya:
"Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab'"
(Ibnu Qudamah)

Muhasabah di sini artinya senantiasa memeriksa atau mengoreksi diri kita sendiri. Sudah sejauh mana yang kita raih dalam melakukan amal baik. Sudah banyakkah pahala yang telah kita perbuat atau sebaliknya kedurhakaan yang mengisi penuh pundi-pundi amal yang akan dipertanggungjawabkan dihadapan Allah? Naudzubillahi min dzalik..!
Jika kita mau berpikir lebih dalam lagi tentang diri kita, tentunya kita bisa merasakan betapa lemahnya kita sebagai manusia. Jika ingin membayangkan bagaimana lemahnya kita, maka kita bisa mengkaji diri bahwa seteliti-telitinya manusia, selalu saja ada celah kosong yang bisa membuat kita salah. Sepandai- pandainya kita, selalu saja: ada peluang untuk berlaku bodoh dan salah.
Perlu diketahui di balik kelemahan manusia adalah makhluk Allah yang paling mulia. Potensi ini bahkan harusnya membuat kita lebih memahami dengan kondisi kita. Dari zaman Nabi Adam diciptakan sampai sekarang ras manusia telah berhasil menciptakan berbagai kemajuan.
Banyak pencapaian yang berhasil diraih manusia dari zarman ke zaman.
Tentu saja itu karena kemurahan Allah Swt yang menjadikan manusia lebih mulia dari makhluk-Nya yang lain.

Maka berbahagialah manusia itu karena telah diberi akal. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam al-Quran yang artinya:
"Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan dilautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang
sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan."
(Q.S. Al-Israa': 70)

Begitu besar cinta Allah kepada makhluknya. Allah memberikan segalanya buat kita. Itu sebabnya, sangat wajar jika kita harus pandai mengelola segala potensi hidup yang telah diberikan Allah
SWT. Jika masih ada manusia yang tidak bisa memanfaatkan potensi yang dimilikinya maka ia tidak bersyukur dengan apa yang telah Allah berikan.
Tetapi sebaliknya. jika manusia pandai memanfaatkan potensi yang dimilikinya tapi salah dalam mengamalkannya sehingga akan merugikan diri sendiri dan orang lain.
Jika kita memiliki potensi maka kita harus memanfaatkannya dan tidak lupa untuk bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan segalanya buat kita. Artinya, amalan kita dalam memanfaatkan potensi harus benar sesuai tuntunan Allah SWT tidak boleh dilakukan berdasarkan hawa nafsu semata, karena segala sesuatu yang kita lakukan tidak lepas dari pengamatan Allah SWT. Oleh sebab itu, mulai saat ini sebaiknya bersadar diri dengan mengkaji al-Quran, mengkaji Islam lebih mendalam. Memahami siapa diri kita, siapa pencipta kita. Karena kita manusia yang memang banyak kekurangannya dibanding kelebihannya. Sebagai wujud rasa syukur, maka kita harus beribadah hanya kepada Allah SWT bukan kepada yang lain.
Perlu diingatkan lagi, bahwa dalam hidup ini selalu ada godaan.
Dunia ini terlalu gemerlap. Maka, jika kemudian kita berbuat salah dan maksiat kepada Allah, lalu dingatkan oleh orang lain, sikap yang terpuji adalah berani mengakui kesalahan, mendengar dan menuruti nasihat orangtua, teman atau sahabat serta tidak mengulangi perbuatan maksiat.
Sebaliknya, janganlah marah dan menyalahkan orang lain. Padahal,
orang lain atau teman kita hanya mengingatkan kita. Ibarat cermin,
teman kita tahu apa yang kita lakukan, sementara kita yang sedang lupa atau
khilaf tidak mau mengakui kesalahan yang diperbuat.
Marilah kita meningkatkan kualitas amalan dan memperbanyak amal shaleh. Senantiasa ikhlas, bersabar, dan bersyukur kepada Allah SWT janganlah malu mengakui kesalahan jika memang salah. 

Lalu, janganlah menyerang orang lain atas kesalahan yang telah dilakukan, tapi kita seharunya melakukan interospeksi diri atau bermuhasabahlah. Sebab, kita hidup bersama orang lain yaitu saling membutuhkan satu sama lain. Kita juga pasti butuh kepedulian dari orang
lain (termasuk kita sendiri harus peduli dengan orang lain).
Sungguh sebuah tragedi jika kita merasa benar sendiri, merasa tidak perlu saran dan masukan dari orang lain, tidak mau diingatkan ketika salah, tidak mau mengakui kelemahan dan kesalahan yang dilakukan, dan lebih buruk lagi jika kita menuding orang lain dan menimpakan kekesalan kita kepada mereka ketika kita salah atau gagal. Jika terus demikian, maka kita tidak memeliki keikhlasan dalam diri kita.
Semoga kita menjadi hamba Allah yang beriman, bertakwa dan senantiasa lapang dada dan ikhlas menerima saran dan kritikan dari oranglain. Karena semua itu demi kebaikan kita dan kemajuan kita bersama.
Apalagi jika kita hidup dalam sebuah organisasi atau komunitas (termasuk
organisasi dakwah). Selain muhasabah diri untuk lebih baik bagi akhirat kita kelak, juga muhasabah untuk kebersamaan kita sebagai gologan kaum muslimin yang akan melakukan perubahan ke arah yang lebih baik untuk kehidupan di dunia dan di akhirat kelak demi tercapainya tujuan
bersama yang dicita-citakan.
Semoga tulisan singkat tentang muhasabah diri ini mampu mengingatkan kepada kita semua tentang pentingnya ikhlas, keutamaan dan sangat bermanfaatnya keikhlasan dalam kehidupan kita. Ikhlas akan senantiasa memberikan ketenangan.
Hidup tidak gelisah tidak penuh kebencian kepada sesama, tidak ada buruk sangka, tidak ada rasa khawatir menjadi miskin atau kehilangan kedudukan, dan jabatan. Ikhlas membuat kita tidak perlu gelisah melihat orang lain lebih baik dari kita atau berhasil mengalahkan kita dalam kita kehidupan. Jika kita merasa terancam atau ingin merebut kebahagiaan orang lain maka ikhlas kita akan berubah menjadi rasa hasad atau dengki.
Jalanilah nikmati dunia ini dengan cara yang benar dan tuntunan yang sesuai ketetapan Allah SWT dan Rasul-Nya. Janganlah khawatir karena semua yang diberikan oleh Allah SWT kepada kita adalah demi kebaikan kita.
Tetaplah kita bersama Allah SWT dan Rasul-Nya. Jalani hidup dengan ikhlas, insyaAllah nikmat, bahagia, tanpa perlu merasa was-was. Ikhlas menjadikan kita lebih terhormat dihadapan Allah SWT, juga menjadikan orang lain berusaha mencontoh pribadi yang baik. Semoga, kita semua bisa menjadi hamba-hamba Allah SWT yang senantiasa ikhlas menghadapi berbagai kenyataan hidup yang diimbangi dengan berdoa memohon ampun dan pertolongan Allah Swt.



Artikel Terkait

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »
Penulisan markup di komentar
  • Untuk menulis huruf bold gunakan <strong></strong> atau <b></b>.
  • Untuk menulis huruf italic gunakan <em></em> atau <i></i>.
  • Untuk menulis huruf underline gunakan <u></u>.
  • Untuk menulis huruf strikethrought gunakan <strike></strike>.
  • Untuk menulis kode HTML gunakan <code></code> atau <pre></pre> atau <pre><code></code></pre>, dan silakan parse kode pada kotak parser di bawah ini.

Disqus
Tambahkan komentar Anda

No comments