Allah menciptakan kita bukan untuk sia-sia tetapi karena tujuan mulia yaitu untuk beribadah kepada-Nya. Ibadah adalah kata
yang mencakup segala hal yang dicintai dan diridhoi Allah SWT.
Kita menjalankan perintah Allah dan meninggalkan larangannya.
Kita berbuat kebaikan kepada sesama muslim bahkan sesama manusia atau kepada binatang sekalipun karena Allah adalah ibadah. Jadi ibadah itu artinya luas
bukan hanya ibadah mahdhoh saja
seperti shalat puasa zakat dan haji seperti dalam penjelasan Nabi SAW bahwa cabang-cabang keimanan itu lebih dari enam puluh atau lebih dari tujuh puluh cabang. Paling utama adalah Lailahaillallah dan paling rendah adalah
menyingkirkan duri di jalanan.
Jadi ibadah adalah pendekatan diri kepada Allah dengan jalan mengerjakan perintah dan meninggalkan larangan dan beramal sesuai yang di izinkan syariat. Ibadah merupakan salah satu dari empat aspek ajaran Islam.
Tiga aspek yang lain adalah Aqidah,
Akhlak dan Muamalah.
Ibadah berkaitan dengan aqidah karena aqidah menjadi landasan dan motivasi dalam beribadah. Semua aktivitas ibadah yang dilakukan merupakan perwujudan dari aqidah. Ibadah berkaitan dengan akhlak karena ibadah yang dilaksanakan dengan landasan aqidah akan melahirkan perilaku yang mulia (akhlakul karimah).
Bila seorang muslim berperilaku tidak baik, maka boleh jadi ibadah yang dilakukannya belum memenuhi ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan. Ibadah juga berkaitan dengan muamalah, karena dalam kehidupan sehari-sehari tidak lepas lepas dari muamalah.
Pada dasarnya amal ibadah hanya diniatkan untuk meraih kenikmatan
akhirat. Namun terkadang diperbolehkan beramal dengan niat untuk tujuan dunia disamping berniat untuk tujuan akhirat, dengan syarat apabila syariat menyebutkan adanya pahala dunia bagi amalan tersebut. Amal yang tidak tercampur niat untuk mendapatkan dunia memiliki pahala yang lebih sempurna dibandingkan dengan amal yang disertai niat duniawi. Ibadah yang disyariatkan ajaran Islam memiliki tata cara dan pelaksanaan berbeda-beda tapi sasaran dan tujuannya sama yaitu agar kita menjadi hamba Allah SWT yang memiliki akhlakul karimah yang mampu menjadi khalifah-Nya dan mampu memberikan kebaikan bagi kehidupan umat manusia secara menyeluruh.
Ibadah itu tidak berarti positif dunia maupun akhirat sampai memenuhi
dua kriteria, yaitu:
Pertama ibadah itu harus dilakukan
degan ikhlas karena Allah.
Suatu aktivitas yang tidak diniatkan dengan rasa ikhlas sebagai pengabdian kepada Allah, tidak akan diberikan imbalan apapun oleh Allah. Ikhlas memberikan segala sesuatu yang terbaik sebagai pengabdian kepada Allah, tidak tercampur dengan keinginan yang lain.
Kedua, ibadah itu harus dilakukan sesuai degan petunjuk Rasulullah SAW.
Segala aktifitas atau ibadah yang hendaklah dilakukan manusia sesuai petunjuk Rasulullah yang bersumber pada Al-Quran dan As-Sunnah.
Ibadah dibagi menjadi dua, yaitu:
• Ibadah umum (Tbadah 'ammah) adalah segala amal yang dizinkan dan diridhai Allah. Area ibadah kategori pertama ini adalah masalah-masalah mu'amalah
duniawiyah.
•Ibadah khusus (Ibadah Khusus) adalah apa yang telah ditetapkan oleh Allah perinciannya dan tata cara yang tertentu.
Setiap manusia harus memiliki prinsip dalam hidupnya, begitu juga
dengan ibadah. Ibadah yang dilakukan manusia haruslah berprinsip. Prinsip-prinsip ibadah adalah sebagai berikut:
1. Hanya menyembah kepada Allah semata sebagai wujud hanya mengesakan Allah.
Allah berfirman yang artinya:
"Sembahlah Allah dan janganlah dan tata
kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun....
(QS. An-Nisa: 36)
2. Tanpa adanya perantara.
Allah SWT berfirman yang artinya:
"Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa;
Kemudian Dia bersemayam di atas
'Arsy Dia mengetahui apa yang masuk kedalam bumi dan apa yang keluar dari padanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepadanya. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada.
Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Hadid: 4)
3. Harus Ikhlas yakni murni hanya mengharap ridho Allah SWT.
Allah SWT berfirman yang artinya:
"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan salat dan
menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang urus." (QS. Al- Bayyinah:5)
4. Ada perintah ada ketentuan dalam Nash.
Allah SWT berfirman yang artinya:
"Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya
maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepadaTuhannya'"
(OS. A-Kahfi: 110).
5. Seimbang antara unsur jasmani
dan rohani.
Allah SWT berfirman yang artinya:
"Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka'"
(OS. A-Baqaroh: 201).
6. Meniadakan kesukaran (mudah).
Allah SWT berfirman yang artinya:
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya..
(QS. Al- Baqarah: 286)
7. Tata caranya berpola kepada contoh Rosul.
Tujuan manusia beribadah mentaati agama adalah ingin mendapat
rahmat atau ridho Allah dan menghindarkan akan murka Allah.
Dengan mempunyai tujuan yang jelas, maka akan timbul motifasi
yang tinggi dan menumbuhkan dorongan dalam jiwa. Sebaliknya,
jika tanpa tujuan yang jelas maka akan memubazirkan seluruh potensi
yang ada „baik itu tenaga, pikiran waktu dan biaya. Segalanya akan
menjadi sia-sia.
Semoga dalam hikmah Jum'at ini
kita semakin tambah bertaqwa kepada Allah dengan meningkatkan
ibadah kita, sehingga kita masuk bersama-sama dalam surga Allah,
aamiin.